Pernahkan anda makan kepiting?
Penuh perjuangan untuk dapat menikmati seupil 'daging' kepiting setelah sebelumnya harus sabar untuk mengobrak-abrik cangkangnya. Belum lagi harga kepiting yang cukup mahal, namun itulah arti dari kenikmatan : Sebanding dengan pengorbanan yang dikeluarkan.
Atau pada saat hampir berbuka puasa, dihidangkan di depan kita es buah, atau es campur atau es-es yang lainnya. Maka ketika tegukan pertama mampir di tenggorokan, segaarr luar biasa. kenapa? karena sebelumnya kita telah berjuang untuk melawan rasa dahaga. itulah arti kenikmatan.
Namun selain hukum kenikmatan di atas ; sebanding dengan pengorbanan yang dikeluarkan, ada satu faktor lain yang tak kalah penting : indera perasa kita, bibir dan lidah yang sehat. COba dihadapan kita terhidang makanan yang paliiiing kita sukai, namun bibir kita berhiaskan sariawan, tiga, ya tiga saja tak usah banyak-banyak. Apa yang kita rasakan? Menangis kita dalam menikmati makanan tersebut. Mau tapi ... sakit.
Hukum ini tak hanya berlaku pada indera perasa kita, namun juga indera keenam kita, hati. Jika hati kita sedang ditumbuhi 'sariawan', hidangan yang paling nikmat pun seperti dzikir, shalat, membaca Al Qur'an tetap tidak nikmat. Rasanya ingin cepet-cepat selesai. Kalau baca Qur'an seperti orang mengejar maling, semua aturan tajwid ditabrak-tabrak, tidak dihayati hurup per hurup, atau justru seperti orang kampung, fatihah dibaca dalam satu nafas.
Jika kita-kita merasakan gejala-gejala tersebut, berhati-hatilah, karena 'sariawan' hati itu lebih condong kepada sifat orang-orang munafik, sebagaimana firman Allah, Fi Qulubihm marodl, di dalam hatinya ada penyakit, sehingga males untuk mengingat Allah, dzikir pada Allah kecuali, sa-uprit, Illaa qalilaa. Terlebih jika kita paling males shalat Shubuh dan 'Isya.
'Sariawan' hati ini disebabkan oleh sebuah bakteri yang namannya maksiatus alias maksiat kepada Allah. Sebetulnya berbuat salah itu manusiawi, namun bagaimana agar kesalahan tersebut tidak menjadi bakteri yang membuat sariawan hati. Apa resepnya?
Rasulullah memberikan pola, ikutilah perbuatan burukmu dengan kebajikan, niscaya itu akan menghapus keburukanmu.
1 komentar:
Wah, gak nyangka. Betul juga ya, hati bisa kena sariawan ...
Posting Komentar