Pribadi Rasulullah yang Mengagumkan

"Dan mereka berkata : Mengapa Al Qur'an tidak diturunkan kepada para pembesar dari dua kota?" (QS. Az-Zukhruf:31)

Itulah pertanyaan orang-orang kafir Makkah yang mempertanyakan keputusan Allah yang justru menurunkan Al QUr'an kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam. Yang dimaksud pembesar dari dua kota adalah pembesar-pembesar dari Makkah dan Thaif, yaitu : Al-Walid bin Al-Mughirah and `Urwah bin Mas`ud Ath-Tsaqafi, atau menurut pandangan Ibn Abbas RA adalah Ikrimah, Muhammad bin Ka`b Al-Qurazi, Qatadah, As-Suddi and Ibn Zayd . Gugatan dan keraguan mereka langsung dijawab Allah dalam QS. Al An'am : 124, sesungguhnya Allah lebih mengetahui Al Qur'an ini kepada siapa diberikan.

Tetangga yang menjadi teladan
Beliau adalah seorang teladan bagi tetangga sebagaiman dikatakan Anas Ibn Malik :
"Selama sepuluh tahun aku tinggal bersama Rasulullah, tidak pernah aku mendapatkan pertengkaran Rasulullah baik perkataan ataupun tindakannya."

Panglima Perang yang Tak Tertandingi
Dalam sejarah dunia belum tercatat seorang pemimpin yang dapat menandingi kehebatan Rasulullah, selalu didengar tutur katanya, selalu dinanti kehadirannya, selalu dipandang kesejukan wajahnya. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam selalu didampingi oleh orang-orang yang sangat setia untuk menemani perjuangannya. Napoleon Bonaparte, George Washington, Adolf Hitler, Julius Caesar, dsb tidak dapat menandingi kehebatan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam sebagai seorang pemimpin yang benar-benar menjadi panutan. Banyak di dunia ini lahir pemimpin-pemimpin besar, namun tidak memiliki orang-orang yang setia, bahkan kebanyakan pemimpin besar dunia dikhianati oleh orang-orang terdekatnya. Rasulullah memimpin peperangan sebanyak 30 kali dan mengirim ekspedisi sebanyak 300 kali selama 10 tahun, sebuah rekor yang tidak tertandingi. Yang perlu diingat, bahwa saat Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam maju ke medan peperangan beliau pasti tetap tunduk pada aturan perang Islam seperti : tidak membunuh wanita dan anak-anak, tidak menebang pepohonan, tidak membunuh binatang, tidak menyiksa tawanan dan banyak aturan perang lainnya.

Orator yang Ulung
Tak pernah seorang sahabat pun merasa bosan dengan nasihat-nasihat Rasulullah. Bahkan, selalu dinanti-nantikan.
Pernah suatu hari menjelang wafat, beliau berkhotbah dari Ba'da Shubuh hingga menjelang maghrib, tiada terputus kecuali waktu-waktu shalat. Semua sahabt yang mendengarkan tak seorang pun merasa jenuh, mengantuk atau meninggalkan majelis. Yang ada semuanya mendengarkan secara khusyuk dan penuh dengan tetes air mata.

Pedagang yang Jujur
Sejak kecil Rasulullah telah dilatih untuk hidup dengan kerja keras hingga tumbuh menjadi seorang pedagang yang memebrikan kontribusi besar bagi pemilik modal. Sifat beliau yang jujur, amanah, cerdas dan penyampaian yang menarik sekarang dijadikan sebagai dasar-dasar bagi pembentukan jiwa entrepreneurshi/kewirausahaan.

Pemimpin yang Dikagumi
Urwah bin Mas'ud adalah seorang utusan Quraisy yang ering diutus ke Persia hingga Romawi untuk berdiplomasi dengan pemimpin-pemimpin mereka. Dia berkata, "Tidak pernah aku mendapti seirang pemimpin negara seperti Muhammad, yang ditaati, dipuji, diagungkan-agungkan oleh teman-temannya."
Bayangkan, kehadirannya selalui dinanti, ketika berjalan enak dipandang, ketika berkumpul tak seorang pun bosan, ketika berwudhu air bekasnya diperebutkan, bahkan para sahabat suka mencium keringatnya.

Teman Perjalanan yang Menyenangkan
Suatu hari Rasulullah bersama dua orang sahabatnya sedang bepergian. Ketika beristirahat, seorang dari sahabat beliau mengatakan, "Aku akan menyembelih seekor kambing." Kemudian sahabat yang lainnya menimpali, "Aku yang akan memasak daging kambingnya." Rasulullah, bukan mentang-mentang sebagai utusan Allah diam saja. Beliau pun berkata,"Aku akan mencari kayu bakar." Itulah karakter dari pribadi yang agung.

Pada kesempatan lain, Umar melihat Rasulullah tidur di atas tikar yang terbuat dari pelepah kurma sehingga pada tubuhnya membekas guratan-guratan. Maka ketika bangun, Umar berkata,"Ya Rasulullah. Sungguh penguasa Kisra dan Romawi tidur diatas bantal yang empuk dengan pelayan yang hilir mudik siap melayaninya. Sementara engkau itu lebih mulia dari mereka. Maka sekiranya engkau mau, kami akan mmeberikan seperti apa yang mereka dapatkan." Mendengar perkataan Umar, Rasulullah menjawab dengan lemah lembut, "Apakah engkau tidak ridho bahwa mereka mendapatkan dunia sementara kita mendapat akhirat wahai Ibnul Khatab?" Maka menangislah Umar dan bertambahlah cintanya pada beliau.

Beliau memang penguasa yang tak hanya menaklukan kekuasaan dunia, bukan wilayah rakay atau bala tentara saja namun hati beliau taklukkan. Mengajak orang menuju kebaikan tak cukup hanya bermodalkan ilmu, kecerdasan, kekuatan atau kekayaan, namun dengan hati yang selalu mencintainya.

Itulah sedikit contoh akan kemuliaan pribadi yang agung sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Ahzab:21, Sesungguhnya ada dalam diri Rasulullah itu teladan yang mulia.

Disampaikan oleh Ust. Khidir di Ma'had Kafila Jakarta

2 komentar:

Dudin mengatakan...

Memang, Rasulullah adalah manusia yang luar biasa. Allah tak pernah salah memilihnya.

Damai mengatakan...

Setuju banget ana. Dalam berdakwah Rasululloh selalu dengan kedamaian karena yang ditaklukkan adalah hati. Jadi bukan maen bom saja untuk menaklukkan sesorang. Tapi hati, jauh lebih penting.

Posting Komentar

Toggle

jQuery

Free Website templatesFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates